Bagaimana Kokain Merosak Otak?

24 December 2010


Mengambil kokain tak hanya membuat orang ketagihan. Tetapi lebih dari itu, morfin boleh merosakkan otak penggunanya. bagaimana agaknya?

Para penyelidik telah menemui bagaimana kokain merosak otak dan menjadi adiktif. Ini merupakan penemuan pertama yang dapat menghubungkan terhadap aktiviti neuron khusus untuk perubahan para penagih kokain. Hasilnya dapat membantu penyelidik dalam mengembangkan cara-cara baru untuk mengubati pesakit-pesakit yang ketagihan ubat-ubatan.

Dipimpin oleh Mary Kay Lobo PhD, Postdoctoral Fellow di Departemen Neuroscience di Mount Sinai School of Medicine dan penulis pertama kajian tersebut, penyelidik menemukan bahawa dua neuron utama (D1 dan D2) dalam nukleus accumbens wilayah otak, sebuah bahagian penting pusat pangkal otak, efek berlawanan mengerahkan pada kehadiran kokain. Aktiviti D1 menyebabkan kenaikan sedangkan neuron kokain aktiviti terhadap neuron D2 yang mengurang ketagihan kokain.

"Data menunjukkan suatu model di mana paparan kronis hasil kokain dalam ketidakseimbangan terhadap kegiatan di kedua neuron inti accumbens: peningkatan aktiviti di D1 neuron dikombinasikan dengan aktiviti menurun pada neuron D2," kata Dr Lobo.

"Hal ini semakin menunjukkan bahawa signal BDNF-TrkB pada neuron D2 menengahi kegiatan ini yang menyebabkan penurunan neuron D2," sambungnya.

penyelidikan ini dilakukan dengan menggunakan optogenetics, teknologi untuk optikal kontrol aktivitai neuronal membuat tikus bergerak bebas. Demikian yang ditulis dari Times of India, Jumat (24/12/2010).

Pecandu kokain mirip dengan yang ditemukan saat mengaktifkan setiap neuron yang dicapai dengan mengganggu faktor neurotropik yang diturunkan dari otak, merupakan protein dalam otak yang dikenal karena keterlibatannya dalam kelangsungan hidup neuron, belajar, dan memberikan memori, dan melakukan penyalahgunaan narkoba melalui reseptor TrkB di neuron D1 atau D2.

"Informasi ini baru memberikan wawasan mendasar tentang bagaimana kokain merosakkan pusat otak, dan khususnya bagaimana kokain diferensial dapat mempengaruhi dua subtipe saraf yang heterogen bercampur dalam accumbens inti," kata Eric Nestler, MD PhD, Ketua Neuroscience, Nash Family Professor, and Director of The Friedman Brain Institute at Mount Sinai dan penulis studi tersebut.

"Kita dapat menggunakan informasi ini untuk berpotensi mengembangkan terapi baru untuk ketagihan kokain, mungkin ditujukan untuk mengubah aktivitas neuronal selektif baik dalam subtipe saraf," ujarnya lagi.

Penemuan ini telah diterbitkan di Science pada 15 Oktober lalu.=

1 comment

  1. Jangan kata kokain.. rokok pun dah efek camtu kan. anyway.. good info.

    ReplyDelete